it more like a drama...rasanya tiba-tiba suhu mulai panas dan sampe-sampe wajahku mulai anget, mataku rasanya sakit dan akhirnya netes dah tu air mata. sambil sembunyi-sembunyi aku mengelap tu air mata tiba-tiba sruuuuttt,,dari seseorang di belakangku, juga tangan yang beberapa kali mengusap pipi dari seseorang disampingku, bahkan ibu karyawati yang ku kira dingin itu pun ikut mengelap pipinya yang basah. suasana yang hangat penuh rasa iba itu muncul ketika salah satu dari 13 klien (RSBKW) berusia 18 tahun menceritakan kisahnya.
"saya terjaring sama Satpol PP di salah satu kota di Jawa Timur"
"umur saya 18 tahun dan jujur saya gak usah ditutup-tutupin, saya bekerja sebagai WTS mulai usia 11 tahun"
"kamu kok kerja kayak gitu, emang gak ada yang kasi tau?" tanya salah satu karyawati
"ibu saya meninggal ketika saya umur 2 tahun kemudian disusul bapak saya ketika saya kelas 4 SD, saya tinggal sama mbah"
"berarti mbahnya tau ? terus gak dilarang ?" lanjut karyawati
"mbah tau, saya sudah dibilangi gak usah kerja kayak gitu, tapi saya kasian kalo mbah sendiri yang cari uang"
"tuh,,see,, mereka adalah orang-orang yang rela mengorbankan apa saja, kesehatan, kebahagiaan, padahal hanya itu yang mereka punya" "nangis aja mbak, jangan ditahan, kami semua disini mau mendoakan semoga mbaknya diberi panjang umur, kesehatan, dan suami yang baik, .....
tiba-tiba klien yang bercerita sambil menangis di depan kami itu pingsan, sehingga harus digendong oleh teman-teman yang lain. yahhh,,, begitulah sedikit cerita yang mampu dia bagikan ke kami, sehingga malu rasanya kalo inget-inget kata-kataku sendiri "mereka dianggap sebelah mata oleh orang lain" padahal AKU termasuk salah satu dari mereka. orang-orang yang hanya melihat akibat tanpa sebab. eiiit,,bukan berarti pekerjaan mereka adalah sesuatu yang boleh dilakukan, tapi perlakukanlah mereka sebagai manusia, toh mereka melakukannya bukan untuk kebahagiaannya sendiri. she's unhappy...
she's the one,,,yang ingin aku kenal lebih dekat
bukan karena setelah mendengar ceritanya
tapi saat karyawati menyebutkan bahwa kami (peserta training) adalah dulurmu (saudaramu),,,dia menangis
tangisan tulus dan bahagia itulah
my first impression